Apa kabar disana?
Aku masih tetap. Tetap menunggu
Menunggu si pemilik senyum itu datang lagi
Datang menghampiriku kembali
Merajut kembali benang-benang yang sempat pernah terputus.
Pemilik senyum itu.
Masih ingatkah denganku?
Saat kita saling mengisi dari satu cerita ke cerita
lain.
Dari satu kebahagiaan, ke kebahagiaan lain.
Pemilik senyum itu.
Masih kenalkah denganku?
Yang dahulu sempat mengisi setiap kekosongan harimu
Mengisi setiap kekosongan hatimu.
Pemilik senyum itu.
Kamu. Kamu adalah jawaban pemilik senyum itu.
Yang membuat setiap degup jantung ini berdetak lebih
cepat.
Yang membuat wajah ini menjadi pucat.
Yang membuat rasa ini kembali muncul.
Engkau pemilik
senyum itu, masih ingatkah kamu akan senyuman (Kita) ?
Yang mampu
membuatku tetap menyimpan memori kenangan itu.
Senyuman yang
hadir menghangatkan setiap apa yang kita ucap, kita fikirkan, kita renungkan
bersama
Engkau pemilik
senyum itu, masih ingatkah akan kebersamaan kita (dulu)?
Saat kita berjalan
bersama. Berdiam membisu, tak tau apa yang dikata.
Ingatkah
kenangan kita?
Ingatkah kamu
akan semua yang pernah kita lewati bersama?
Kamu yang pernah
datang mengukir setiap janji-janji kita di benakku.
Lalu kamu pergi?
Meninggal goresan luka yang membuat hati ini luka.
Sampai saat ini.
Aku mengingatnya.
Mengingat,
merekam, mencacat semua apa yang kusebut itu kenangan
Yang kusebut itu
angan masalaluku yang mungkin masih kuangankan di masa depan
Mungkin itu
hanyalan anganku saja?
Angan yang
(takkan) pernah menjadi nyata (kembali)?
Aku mungkin tak bisa membuatmu kembali lagi
Mengukir kembali setiap ukiran-ukiran cinta yang
pernah kamu ukir (dahulu) di benakku.
Mengobati luka yang pernah kamu goreskan di hati
ini.
Namun, suatu saat waktu akan menjawabnya.
Menjawab setiap angan yang selama ini ku bawa, ku
ingat, dan ku fikirkan.
Terima kasih untuk senyum itu.
Takkan ku lupa. Semoga kamu kembali datang.
Kembali mewarnai lukisan yang pernah kamu gambar di
hati ini.