Sabtu, 26 Januari 2013

PEMILIK SENYUM ITU

Hai kamu. :)
Apa kabar disana?
Aku masih tetap. Tetap menunggu
Menunggu si pemilik senyum itu datang lagi
Datang menghampiriku kembali
Merajut kembali benang-benang yang sempat pernah terputus.
Pemilik senyum itu.
Masih ingatkah denganku?
Saat kita saling mengisi dari satu cerita ke cerita lain.
Dari satu kebahagiaan, ke kebahagiaan lain.
Pemilik senyum itu.
Masih kenalkah denganku?
Yang dahulu sempat mengisi setiap kekosongan harimu
Mengisi setiap kekosongan hatimu.
Pemilik senyum itu.
Kamu. Kamu adalah jawaban pemilik senyum itu.
Yang membuat setiap degup jantung ini berdetak lebih cepat.
Yang membuat wajah ini menjadi pucat.
Yang membuat rasa ini kembali muncul.
Engkau pemilik senyum itu, masih ingatkah kamu akan senyuman (Kita) ?
Yang mampu membuatku tetap menyimpan memori kenangan itu.
Senyuman yang hadir menghangatkan setiap apa yang kita ucap, kita fikirkan, kita renungkan bersama
Engkau pemilik senyum itu, masih ingatkah akan kebersamaan kita (dulu)?
Saat kita berjalan bersama. Berdiam membisu, tak tau apa yang dikata.
Ingatkah kenangan kita?
Ingatkah kamu akan semua yang pernah kita lewati bersama?
Kamu yang pernah datang mengukir setiap janji-janji kita di benakku.
Lalu kamu pergi? Meninggal goresan luka yang membuat hati ini luka.
Sampai saat ini. Aku mengingatnya.
Mengingat, merekam, mencacat semua apa yang kusebut itu kenangan
Yang kusebut itu angan masalaluku yang mungkin masih kuangankan di masa depan
Mungkin itu hanyalan anganku saja?
Angan yang (takkan) pernah menjadi nyata (kembali)?
Aku mungkin tak bisa membuatmu kembali lagi
Mengukir kembali setiap ukiran-ukiran cinta yang pernah kamu ukir (dahulu) di benakku.
Mengobati luka yang pernah kamu goreskan di hati ini.
Namun, suatu saat waktu akan menjawabnya.
Menjawab setiap angan yang selama ini ku bawa, ku ingat, dan ku fikirkan.
Terima kasih untuk senyum itu.
Takkan ku lupa. Semoga kamu kembali datang.
Kembali mewarnai lukisan yang pernah kamu gambar di hati ini. 

Sabtu, 05 Januari 2013

TUHAN, IZINKAN AKU

Tuhan, masih pantaskan aku
Untuk Engkau tengok
Untuk Engkau lihat dengan segala kotoran dosaku
Tuhan, masih pantaskan aku
Untuk Engkau dengarkan
Untuk Engkau pahami dengan segala omong kosongku

Tuhan, masih pantaskah aku
MemintaMu menuruti permintaanku
Dengan segala kedustaanku padaMu
Tuhan, masihkan aku pantas
Memasuki rumahMu kelak
Saat ragaku tak lagi bisa ku kendalikan
Saat jiwa ini tak mampu lagi bergerak
Saat jiwa tak lagi bisa membersihkan dosa-dosaku
Saat hati ini penuh dengan kemunafikan
Tuhan, izinkan aku.
Izinkah aku menghapus hitamku
Hitam pada buku catatan hidupku
Walaupun tak akan sebersih ketika buku itu baru dibuka
Tuhan, izinkan aku
Mengganti coretan-coretan hidupku
Dengan semua kekhilafanku
Tuhan izinkan aku
Menebus segala dosa-dosaku
Lewat do'a-do'aku yang tak berharga ini
Izinkan aku,
Membuka lembaran baru hidupku
Memperbaiki tulisanku
Di atas kertas putihMu
Lewat orangtuaku
Lewat senyum mengembang di bibir mereka
Aku ingin membahagiakan mereka
Membuatnya merasa bangga
Bangga memilikiku
Bangga melahirkanku
Bangga menafkahiku selama ini
Bangga atas segala kerja keras mereka untukku
Izinkan aku, Tuhan.